Seok Ho mencari para siswa kelas khusus ke beberapa tempat di sekolah. Ia mendobrak pintu-pintu namun tidak juga bertemu dengan mereka. Seok Ho terpikirkan cara lain, yaitu dengan menghubungi Chan Doo. Ternyata mereka semua berada di Ruang Kelas Kebudayaan Tradisional. Chan Doo berharap agar Seok Ho segera mematikan panggilan untuknya. Karena diabaikan oleh Chan Doo, Seok Ho kembali mencoba menghubungi Hyun Jung. Hyun Jung pun melakukan hal yang sama. Ia mengabaikan telepon itu sampai Seok Ho bosan untuk menghubungi mereka. Rupanya mereka marah dengan perlakuan Seok Ho. Lain dengan Pul Ip, ia terlalu lelah untuk mengikuti sikap kekanak-kanakan mereka terutama Baek Hyun. Pul Ip bangun dari tempat duduknya dan beranjak pergi.
Chan Doo: “Pul Ip-ah, mau kemana kau?”
Pul Ip: “Aku tidak suka cara ini.”
Baek Hyun: “Gil Pul Ip!! Apa aku memaksa kalian untuk kesini? Kang Seok Ho sudah membodohimu. Atau, kau akan bekerja lagi untuknya?”
Chan Doo: “Mengapa kau bicara seperti itu?”
Lalu Pul Ip bertindak sendiri. Dengan berani ia menghubungi Seok Ho dan memberitahukan keberadaan mereka.Pul Ip: “Kau terus mengatakan bahwa kami telah dibodohi Kang Seok Ho. Kami tidak merasa begitu. Aku hanya ingin belajar, apa salahnya? Kalau kau tidak mau, keluar saja sendiri.”
Baek Hyun: “Apa aku mengatakan untuk tidak belajar? Aku tidak suka melihat kau jatuh ke dalam perangkap Kang Seok Ho. Universitas Chun Ha? Huh, kau pikir orang bodoh seperti kita ini bisa kesana? Kau percaya padanya?”
Chan Doo: “Mengapa kau meneriakinya? Apa yang salah dengan kata-kata Pul Ip?”
Baek Hyun: “Kau, diam!”
Chan Doo: “Apa? Kau!! Hei, Hwang Baek Hyun! Kenapa kau? Apa karena kami membiarkanmu melakukan yang kau mau, kau menganggap kami sebagai pengikutmu?” apa kau sehebat itu?”
Baek Hyun marah mendengar perkataan Chan Doo. Ia melayangkan pukulannya tepat mengenai wajah Chan Doo sehingga membuat bibirnya terluka. Pul Ip semakin kesal dengan Baek Hyun. Disaat yang sama, Seok Ho datang dan menyuruh (sambil membentak) para siswa kecuali Baek Hyun untuk masuk ke kelas. Ia memarahi Baek Hyun habis-habisan, “Kewenangan apa yang kau punya sehingga kau bisa menarik mereka kesini?” Baek Hyun melawan Seok Ho seperti biasa. Seok Ho pun kembali mengata-ngatai Baek Hyun dengan sebutan bodoh dan sombong. Ia juga tidak memaksa Baek Hyun lagi untuk tetap berada dikelas khusus sambil berkata, “Lebih baik kau pergi kalau kau tetap seperti ini. Pergi!” Hyun Jung yang masih berada disana terkejut, “Ahjussi!!!” Tiba-tiba Guru Soo Jung datang. Ia mengatakan bahwa dirinya akan kembali mengajar di kelas khusus. Ia juga meminta agar Seok Ho memaafkan kesalahan Baek Hyun.
Sementara itu, Guru Soo Jung bertingkah aneh. Ia membungkukkan badannya seperti sedang merangkak. Ia menyesal telah melarikan diri dari sekolah dengan mengatakan bahwa dirinya begitu bodoh. Baek Hyun tidak tega dengan Guru yang amat disayanginya itu. Ia mengikuti apa yang sedang dilakukan Guru Soo Jung. Lama kelamaan, tangan Guru Soo Jung seperti kesakitan karena menopang tubuhnya. Baek Hyun meyuruhnya untuk segera berhenti melakukan hal itu,. Namun Guru Soo Jung memberinya syarat. Ia akan berhenti melakukannya asalkan Baek Hyun masuk kedalam kelasnya sekarang. Maka Baek Hyun cepat-cepat mengambil tasnya dan bergegas untuk masuk ke dalam kelas. Guru Soo Jung nampak tenang melihatnya.
Setelah itu, Guru Soo Jung menemui Seok Ho. Ia mengatakan bahwa Baek Hyun telah kembali ke dalam kelas. Seok Ho mengambil topik lain, “Mana Guru Cha Ki Bong??” Guru Soo Jung mengeluh tidak tahu namun mengakui kesalahannya. Seok Ho tidak mau tahu, Guru Soo Jung harus membawa Guru Cha kembali mengajar sebelum para siswa memulai ujiannya di Bulan Juni. Ia juga memberikan alamat Guru Cha pada wanita itu.
Dikelas khusus, Guru Eun Yoo menyetujui pendapat Pul Ip mengenai pelajaran Bahasa Korea yang memang membosankan karena terlalu banyak yang harus dicatat. Ia memberikan beberapa lembar puisi dari dalam kopernya untuk masing-masing siswa. Mereka mulai saling membaca puisi tersebut. Pada kata-kata “Lebih indah dari bulan ditengah malam dan lebih berkelip dari bintang,” Baek Hyun mengkhayal bahwa Pul Ip merupakan orang yang memiliki arti ‘lebih’ pada puisi tersebut. Namun, dalam khayalannya itu Hyun Jung menyapa, “Sabang? (Suami?)” sehingga membuat Baek Hyun sedikit terkejut.
Lalu Guru Eun Yoo meminta para siswa untuk menyimpan lembaran puisi darinya itu. Karena sekarang ia akan memberikan tes agar bisa bagus dan hebat dalam pelajaran Bahasa Sementara itu, Guru Soo Jung mendatangi rumah Guru Cha untuk memintanya kembali mengajar kelas khusus. Namun nasibnya sama seperti Seok Ho ketika pertama kali meminta Guru Cha untuk mengajar disana. Kehadirannya tidak dihiraukan karena kesibukan Guru Cha sebagai Guru dari para murid-muridnya yang masih anak-anak. Setelah lama menunggu, Guru Soo Jung masuk dengan paksa dan mengambil posisi dengan berbaring di lantai untuk menarik perhatian Guru Cha agar dapat berbicara dengannya.
Akhirnya Guru Cha selesai mengajar murid-muridnya. Ia melihat Guru Soo Jung tertidur di dekat rak buku. Ia pun luluh dan setuju untuk kembali mengajar di kelas khusus.
Seok Ho beserta para Guru kelas khusus datang (ke kelas khusus). Seok Ho mengatakan bahwa Ujian Tengah Semester akan dilakukan 2 minggu lagi. Dan yang lebih membuat kaget, ia mengatakan bahwa para siswa harus memiliki nilai sempurna aka 100 untuk setiap pelajaran, itu syarat untuk masuk Universitas Chun Ha. Para siswa tentu kaget mendengarnya. Mereka juga diharuskan kembali untuk mengikuti kamp pelatihan sebelum ujian dimulai. Seok Ho menambahkan kata-katanya, ia mengatakan bahwa dirinya telah mengundang orang tua mereka untuk sekedar menyemangati pembelajaran mereka di hari itu.
Baek Hyun senang Neneknya datang. Hyun Jung ikut menyapa, “Nenek!” Nenek Baek Hyun bingung, “Kau disini juga? Untuk mengganggu Baek Hyun belajar?” Hehe..
Jam pelajaran Guru Anthony, seperti biasa mereka menari bersama-sama. Tak heran Orang tuapun diajak menari oleh Guru Anthony. Lalu para Orang tua juga diajak melihat-lihat tempat untuk para siswa tidur. Mereka diajak berdiskusi dengan Seok Ho, “Kalian tidak perlu terlalu mengharapkan mereka untuk masuk Universitas Chun Ha. Namun kalian harus berusaha memberi semangat untuk mereka.” Katanya dengan tegas.
Ternyata hari itu ada seorang wanita (kayaknya asistennya Guru Anthony) yang menjadi mata-mata dengan memotret apa yang dilakukan Seok Ho selama berada di Byung Moon. Dengan jelas wanita itu melihat ketika Seok Ho diberikan seamplop uang oleh Ibu Chan Doo baik untuk keperluan selama kamp maupun untuk dirinya. Wanita itu bercakap-cakap dengan Guru Anthony. Begitu melihat Guru Soo Jung, cepat-cepat Guru Anthony menyuruh wanita itu pergi. Ia terlihat begitu aneh. Guru Soo Jung pun bergumam, “Tidak ada yang salah kalau Guru Cha membencinya.”
Di ruang kelas untuk para siswa tidur, betapa kagetnya Guru Soo Jung melihat Nenek Baek Hyun sedang membersihkan lantai, meja dan semua barang-barang yang ada didalamnya sampai benar-benar rapi. Ia tidak tega dengan Nenek yang dengan baiknya membersihkan ruangan itu. Guru Soo Jung ikut membantu. Hal itu dilihat oleh Seok Ho dari depan pintu sambil tersenyum kecil.
Malamnya, Seok Ho pulang ke rumahnya yang kecil. Saat menyalakan lampu, tak disangka-sangka Baek Hyun sudah berada di hadapannya. Mata Seok Ho berpaling pada gembok yang berada diatas tempat tidurnya. Ternyata Baek Hyun telah membobol gembok pintu rumahnya. Baek Hyun melayangkan pertanyaannya pada Seok Ho, “Mengapa kau memilih untuk berhenti bekerja (di kantor Pengacara) demi berada di Byung Moon?” Sebelum menjawabnya, Seok Ho memberi syarat pada Baek Hyun, “Aku akan menceritakan semuanya asalkan kau mendapatkan nilai sempurna! Aku akan melakukan apapun yang kau mau.” Baek Hyun tidak yakin, “Benarkah? Apa kau bisa berlutut untukku?” “Lututku cukup bagus! Tapi kau orang yang keras kepala. Mustahil bisa mendapatkan itu semua.” Kata Seok Ho merendahkan. Baek Hyun kesal mendengarnya. Ia berjalan keluar dengan ekspresi wajahnya yang marah.
Sementara itu, Chan Doo hendak menikmati semangkuk Stroberi yang berada dimeja kamarnya. Namun, ia teringat akan perkataan Pul Ip yang sangat menginginkan Buah itu. Dengan perasaan senang, ia pergi menuju rumah Pul Ip sambil membawa semangkuk Buah stroberi itu ditangannya.
Sama halnya dengan Baek Hyun , ia pun teringat akan Pul Ip ketika ditawarkan Buah Stroberi ditempat kerjanya. Baek Hyun bergegas pergi untuk menjalankan niat pertamanya, yaitu mengembalikan kertas ‘berharga’ Pul Ip yang dibawanya sejak tadi siang.
Pul Ip mendapat sms dari Baek Hyun mengenai ajakan untuk bertemu malam itu juga. Pergi ke sebuah taman, Baek Hyun mengembalikan kertas ‘berharga’ Pul Ip yang ternyata sudah dicari-cari oleh gadis itu.
Baek Hyun: “Aku tidak ada kesempatan untuk mengembalikan itu padamu. Sepertinya kau sudah belajar keras, tidak seharusnya aku berkata seperti itu kepada orang yang sedang berusaha. Mian! Aku hanya berfikir bahwa kau terlalu menurut pada Kang Seok Ho. Aku merasa kesal. Karena itu adalah dirimu,, bukan orang lain.”
Pul Ip: “Mengapa kau membencinya?”
Baek Hyun: “Tidak suka saja. Aku merasa seolah diriku sudah terjual olehnya. Apa masuk sekolah elit berarti manusia? Lucu sekali.”
Pul Ip; “Bukan itu tujuan kita. Kita perlu belajar. Kita masih pelajar dan masih memiliki waktu setahun di sekolah. Kurasa tidak ada salahnya. Yang ku mau, jangan mengkhawatirkan Kang Seok Ho. Lakukan saja yang terbaik sebanyak yang kau bisa.”
Baek Hyun: “Aku akan berjuang di Ujian Tengah Semester. Rekam kata-kataku.”
Pul Ip: “Hmm,, ya,,,,, terekam!”
Lalu Baek Hyun memberikan sesuatu dari kantong jaketnya kepada Pul Ip sebelum pergi. Pul Ip berkata, “Baek Hyun, baik-baik dengan Chan Doo, ya?!” Saat bungkusan itu dibukanya, Pul Ip terkejut dan merasa senang sekali dengan Stroberi pemberian laki-laki itu. “Gomawo!!” Teriaknya pada Baek Hyun. Tak disangka-sangka, Chan Doo berada ditempat yang sama dengan mereka. Sambil tersenyum ia meninggalkan semangkuk Stroberi itu di taman.
Esoknya, Seok Ho dan Guru Soo Jung memberikan mereka buku catatan. “Tulis tujuanmu disana.” Kata Seok Ho. Dengan percaya diri Baek Hyun mulai menulis “Target: 100!!” Semua terkejut melihatnya.
Pada jam pelajaran Guru Cha, Guru Cha kembali memarah-marahi kelima siswa tersebut. Ia amat tidak menyukai nilai tes yang kembali menurun. Belum lagi ia melihat tulisan Baek Hyun yang juga dikatakannya tidak memiliki perbedaan dengan sifat tempramennya (wkwk,, Biasa aja ah.. hihi). Lalu Guru Cha meminta para siswa untuk kembali fokus dalam belajar. Ia telah menulis 45 rumus Matematika untuk mereka. Pada setiap rumusnya ia telah mempersiapkan 300 soal. Terang saja para siswa amat begitu terkejut dengan pernyataan pria tua tersebut. Chan Doo bertanya, “Bagaimana bisa mengerjakan soal-soal itu di meja ini?” “Tenang saja..” Kata Guru Cha. Tiba-tiba Guru Soo Jung datang dengan membawa troli berisi soal-soal Matematika untuk mereka. Perlahan mereka mulai mengerjakan soal-soal itu.
Di koridor sekolah, Baek Hyun mencoba meminta maaf atas kesalahannya pada Chan Doo saat itu. “Maaf! Jangan marah..” Kata Baek Hyun meminta. Chan Doo hanya menatap Baek Hyun dengan senyuman. Ia terpikirkan perkataan Pul Ip yang meminta agar mereka berbaikan tadi malam.
Salah seorang dari mereka bertanya, “Hei, Na Hyun Jung? Kau mencoba bersembunyi dari kami?” Hyun Jung seperti ketakutan dengan mengatakan bahwa mereka sudah salah orang (kayanya Hyun Jung kenal deh). Ia berlari dan berusaha melarikan diri dari